MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN
INDUSTRI PANGAN
KACANG KEDELAI
OLEH
:
HENRI
KARTONO
G311
12 253
PROGRAM
STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
KACANG KEDELAI
A. Pengenalan Kacang Kedelai
Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman domestik
yang telah lama dikenal dalam kehidupan manusia dan mempunyai peran penting
pada ekonomi dunia. Mengingat kacang kedelai mengandung protein, minyak, dan
karbohidrat, menjadikan kacang kedelai sangat bermafaat, baik sebagai makanan
atau sebagai bahan baku untuk industri makanan seperti minyak goreng, susu dan
lain-lain.
Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang
kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan
pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam
kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein
hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah
sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap
tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan
pendapatan perkapita. Oleh karena itu, diperlukan suplai kedelai tambahan yang
harus diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan
tersebut. Lahan budidaya kedelai pun diperluas dan produktivitasnya
ditingkatkan. Untuk pencapaian usaha tersebut, diperlukan pengenalan mengenai
tanaman kedelai yang lebih mendalam.
B. Komoditas Kacang Kedelai
Kacang
merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak
2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang
terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia.
Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun
kedelai praktis baru dibudidayakan
masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Kedelai adalah
tumbuhan yang peka terhadap pencahayaan. Dalam pencahayaan agak rendah
batangnya akan mengalami pertumbuhan memanjang sehingga berwujud seperti
tanaman merambat.
Beberapa
kultivar kedelai putih budidaya di Indonesia, di antaranya adalah 'Ringgit',
'Orba', 'Lokon', 'Davros', dan 'Wilis'. 'Edamame' adalah kultivar kedelai
berbiji besar berwarna hijau yang belum lama dikenal di Indonesia dan berasal
dari Jepang.
Kedelai
mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan
pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa
Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Pada awalnya, kedelai dikenal dengan
beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada
tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah
ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Klasifikasi tanaman
kedelai sebagai berikut :
Divisio :
Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia :
Papilionaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merill
Kacang-kacangan
dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak
selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung
atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut. Kacang-kacangan
dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi
layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan.
Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta
minuman seperti bubuk dan susu kedelai.
Kedelai
mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat
mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang
hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein
yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila
seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani
lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan
makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai.
Kedelai
dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan
lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya
merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan
alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas,
penggiling, dan cetakan.
Kacang
kedelai terdiri dari dua jenis, yakni kedelai putih dan kedelai hitam. Kedelai
hitam biasa digunakan untuk bahan dasar kecap, sedangkan kedelai putih biasa
digunakan sebagai bahan dasar tahu dan tempe. Kedelai hitam memiliki tanaman
yang pendek dengan biji di dalam polong. Biji kedelai hitam berwarna hitam.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada iklim tropis seperti Indonesia dan
Asia Tenggara. Kedelai hitam ini merupakan bahan baku utama kecap manis. Kedelai
putih ini memiliki tanaman yang sama seperti kedelai hitam, dengan biji di
dalam polong. Namun warna biji kedelai ini bisa putih, hijau atau kekuningan.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah sub-tropis seperti China,
Jepang, Amerika Serikat dan semua daerah yang berada di lintang 23,5 derajat.
Tanaman ini kadang-kadang disebut
sebagai kacang besar (大豆 - dàdòu daizu Cina dan Jepang). Di
Vietnam, tanaman ini disebut tương đậu atau nành đậu. Baik kedelai belum
menghasilkan dan hidangan yang disebut edamame di Jepang, tetapi dalam
bahasa Inggris, edamame mengacu hanya untuk hidangan tertentu. Kata "soy"
bahasa Inggris berasal dari bahasa Jepang Shoyu (醤 油, しょうゆ?), Kata dalam bahasa Jepang untuk
saus kedelai, "kedelai" berasal dari Belanda adaptasi dari kata yang
sama. Kedelai dikenal dengan berbagai nama: sojaboom, soja, soja bohne,
soybean, kedele, kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak mejong,
kaceng bulu, kacang jepun, dekenana, demekun, dele, kadele, kadang jepun, lebui
bawak, lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon, kacang kuning (aceh) dan
gadelei. Berbagai nama ini menunjukkan bahwa kedelai telah lama dikenal di
Indonesia.
Di Indonesia pertanaman kedelai terpusat di Jawa,
Lampung, Nusa Tenggara Barat dan Bali. Varietas-varietas kedelai yang ada di
Indonesia adalah Daphros, Orba dan T.K.5. Kedelai dapat tumbuh sampai
ketinggian 1500 m dpi, sedangkan ketinggian optimalnya adalah 650 m dpi. Untuk
pertumbuhan kedelai perlu suhu optimal 29,4"C, pH tanah 6,0-6,8.
C.
Komposisi
Zat Gizi Kedelai
Kacang
kacangan merupakan sumber protein dan lemak nabati penting. Selain itu dikenal
sebagai bahan pangan yang kaya akan zat gizi, telah diketahui bahwa
kacang-kacangan (kedelai, kecipir dan lain-lain) juga mengandung komponen yang
dapat merugikan kesehatan. Komponen tersebut dikenal dengan istilah zat anti
gizi antara lain adalah tripsin inhibitor, hemaglutinin, asam fitat dan
lainnya. (Marliyati, 1992) Kedelai termasuk salah satu sumber protein yang
harganya relatif murah jika dibandingkan dengan sumber protein hewani. Dari
segi gizi kedelai utuh mengandung protein 35 – 38 % bahkan dalam varietas
unggul kandungan protein dapat mencapai 40 – 44 % (Koswara, 1995). Komposisi
zat gizi kedelai kering dan basah berbeda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 1.
pada Tabel 1.
Tabel
1 Komposisi Zat Gizi Kedelai Tiap 100 Gr
Zat Gizi
|
Kedelai Basah
|
Kedelai Kering
|
Energi (kkal)
|
286,0
|
331,0
|
Protein (g)
|
30,2
|
34,9
|
Lemak (g)
|
15,6
|
18,9
|
Karbohidrat (g)
|
30,1
|
34,8
|
Kalium (g)
|
196,0
|
227,0
|
Fosfor (g)
|
506,0
|
585,0
|
Besi (mg)
|
6,9
|
8,0
|
Vit. A (SI)
|
95,0
|
110,0
|
Vit. B (mmg)
|
0,93
|
1,07
|
Air (g)
|
20,0
|
7,5
|
Sumber : Widya Karya Pangan dan gizi (2000)
Bila
dilihat dari komposisi kacang kacangan secara
umum, maka sekitar 25% dari kalori (energi) yang terdapat dalam kacang-kacangan adalah protein. Kacang-kacangan biasanya kekurangan metionin, yaitu salah satu asam amino esensial yang diperlukan untuk membuat suatu protein lengkap (Winarno, 1993).
umum, maka sekitar 25% dari kalori (energi) yang terdapat dalam kacang-kacangan adalah protein. Kacang-kacangan biasanya kekurangan metionin, yaitu salah satu asam amino esensial yang diperlukan untuk membuat suatu protein lengkap (Winarno, 1993).
Nilai
protein kedelai jika difermentasi dan dimasak akan memiliki mutu yang lebih
baik dari jenis kacang-kacangan lain. Disamping itu, protein kedelai merupakan
satu-satunya leguminosa yang mengandung semua asam amino esensial (yang
jumlahnya 8 buah atau 10 buah bila dimasukkan sistein dan tirosin) yang sangat
diperlukan oleh tubuh. Asam Protein kedelai sebagian besar 85-95 % terdiri dari
globulin. Dibandingkan dengan kacang-kacang lain, susunan asam amino pada
kedelai lebih lengkap dan seimbang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel
2 Kandungan Asam Amino Esensial Kedelai Per 100 Gr
Asam Amino Essensial
|
Kandungan/100 g
|
Isoleusin (mg)
|
47,3
|
Leusin (mg)
|
77,4
|
Lisin (mg)
|
56,9
|
Metionin (mg)
|
11,0
|
Sistin (mg)
|
8,6
|
Fenilalanin (mg)
|
49,4
|
Tirosin (mg)
|
32,3
|
Treonin (mg)
|
41,3
|
Triptophan (mg)
|
11,5
|
Valin (mg)
|
47,6
|
Sumber : Widya Karya Pangan dan gizi (2000)
Protein
kedelai juga memiliki kandungan lisin (asam amino esensial) dalam jumlah besar sehingga dapat menutupi kekurangan lisin
yang biasanya terdapat pada beras dan jagung (Winarno, 1993).
Enzim
Lipoksigenase. Perlu diketahui bahwa kedelai juga mempunyai kekurangan yaitu hanya mengandung sedikit asam amino metionin, selain itu kedelai juga mempunyai bau langu yang
disebabkan oleh adanya aktivitas enzim lipoksigenase yang secara alami terdapat
didalam kacang-kacangan (Muchtadi, 1992).
Lipoksigenase
banyak ditemukan pada bermacam-macam kacang-kacangan, radis, kentang, tetapi
aktivitas tertinggi ditemukan dalam kacang kedelai. Karena enzim ini dapat
aktif pada suhu rendah, seringkali menjadi masalah pada kacang-kacangan yang
dibekukan tanpa melalui proses blanching terlebih dahulu (Muchtadi, 1992).
D.
Bahan Olahan dari Kacang Kedelai
Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai
kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin
(asam fitat) dan lesitin. Banyak
sekali produk olahan yang dihasilkan dari Kacang Kedelai. Beberapa contoh yang
dapat kita lihat yait sebagai berikut:
1)
Susu Kedelai
Susu kedelai adalah salah satu hasil
pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai
memiliki sususnan asam amino yang hampir sama dengan susu sapi sehingga susu
kedelai seringkali digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi mereka yang
alergi terhadap protein hewani. Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi
tinggi, terutama kandungan proteinnya. Selain itu susu kedelai juga mengandung
lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, provitamin A, vitamin B kompleks
(kecuali B12), dan air.
2)
Tahu (tofu),
3)
Bermacam-macam
saus penyedap (salah satunya kecap, yang aslinya
dibuat dari kedelai hitam),
4)
Tempe,
5)
Tepung Kedelai,
6) Minyak (dari
sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan biodiesel.
7)
Taosi
8)
Tauco
9)
Makanan ringan
lain
E. Morfologi
Tanaman Kedelai
Tanaman
kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan tanaman semusim.
Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun,
batang, polong, dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal.
a)
Akar
Akar kedelai mulai muncul dari belahan
kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh
dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping
akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil.
Sistem perakaran kedelai terdiri dari
dua macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar
tunggang. Selain itu kedelai juga seringkali membentuk akar adventif yang
tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Pada umumnya, akar adventif terjadi karena
cekaman tertentu, misalnya kadar air tanah yang terlalu tinggi.
Perkembangan akar kedelai sangat dipengaruhi
oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan,
kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah. Pertumbuhan
akar tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 m atau lebih pada kondisi yang
optimal, namun demikian, umumnya akar tunggang hanya tumbuh pada kedalaman
lapisan tanah olahan yang tidak terlalu dalam, sekitar 30-50 cm. Sementara akar
serabut dapat tumbuh pada kedalaman tanah sekitar 20-30 cm. Akar serabut ini
mula-mula tumbuh di dekat ujung akar tunggang, sekitar 3-4 hari setelah
berkecambah dan akan semakin bertambah banyak dengan pembentukan akar-akar muda
yang lain.
b) Batang
dan cabang
Hipokotil pada proses perkecambahan
merupakan bagian batang, mulai dari pangkal akar sampai kotiledon. Hopikotil
dan dua keping kotiledon yang masih melekat pada hipokotil akan menerobos ke
permukaan tanah. Bagian batang kecambah yang berada diatas kotiledon tersebut
dinamakan epikotil. Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu tipe determinate dan indeterminate.
Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini
didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe
determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman
mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila
pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai
berbunga. Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe
batang mirip keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau semiindeterminate.
Jumlah buku pada batang tanaman
dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan periode panjang penyinaran pada siang
hari. Pada kondisi normal, jumlah buku berkisar 15-30 buah. Jumlah buku batang
indeterminate umumnya lebih banyak dibandingkan batang determinate. Cabang akan
muncul di batang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari varietas dan kondisi
tanah, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak bercabang. Jumlah batang
bisa menjadi sedikit bila penanaman dirapatkan dari 250.000 tanaman/hektar menjadi
500.000 tanaman/hektar. Jumlah batang tidak mempunyai hubungan yang signifikan
dengan jumlah biji yang diproduksi. Artinya, walaupun jumlah cabang banyak,
belum tentu produksi kedelai juga banyak.
c)
Daun
Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk
daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih
berbentuk kecambah dengan dua helai daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate
leaves) yang tumbuh selepas masa pertumbuhan.
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua,
yaitu
bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2. Umumnya, daun mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm dan lebar 0,0025 mm.
bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2. Umumnya, daun mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm dan lebar 0,0025 mm.
Kepadatan bulu bervariasi, tergantung
varietas, tetapi biasanya antara 3-20 buah/mm2. Jumlah bulu pada
varietas berbulu lebat, dapat mencapai 3-4 kali lipat dari varietas yang
berbulu normal. Contoh varietas yang berbulu lebat yaitu IAC 100, sedangkan
varietas yang berbulu jarang yaitu Wilis, Dieng, Anjasmoro, dan Mahameru.
Lebat-tipisnya bulu pada daun kedelai
berkait dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap serangan jenis hama
tertentu. Hama penggerek polong ternyata sangat jarang menyerang varietas
kedelai yang berbulu lebat. Oleh karena itu, para peneliti pemulia tanaman
kedelai cenderung menekankan pada pembentukan varietas yang tahan hama harus
mempunyai bulu di daun, polong, maupun batang tanaman kedelai.
d) Bunga
Tanaman kacang-kacangan, termasuk
tanaman kedelai, mempunyai dua stadia tumbuh, yaitu stadia vegetatif dan stadia
reproduktif. Stadia vegetatif mulai dari tanaman berkecambah sampai saat
berbunga, sedangkan stadia reproduktif mulai dari pembentukan bunga sampai
pemasakan biji. Tanaman kedelai di Indonesia yang mempunyai panjang hari
rata-rata sekitar 12 jam dan suhu udara yang tinggi (>30° C), sebagian besar
mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu. Tanaman kedelai termasuk peka
terhadap perbedaan panjang hari, khususnya saat pembentukan bunga. Bunga
kedelai menyerupai kupu-kupu.
Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak
tangkai daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai
daun sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh
dan varietas kedelai. Bunga pertama yang terbentuk umumnya pada buku kelima,
keenam, atau pada buku yang lebih tinggi. Pembentukan bunga juga dipengaruhi
oleh suhu dan kelembaban. Pada suhu tinggi dan kelembaban rendah, jumlah sinar
matahari yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini akan
merangsang pembentukan bunga. Setiap ketiak tangkai daun yang mempunyai kuncup
bunga dan dapat berkembang menjadi polong disebut sebagai buku subur. Tidak setiap kuncup bunga dapat tumbuh menjadi polong, hanya berkisar 20-80%.
Jumlah bunga yang rontok tidak dapat
membentuk polong yang cukup besar. Rontoknya bunga ini dapat terjadi pada
setiap posisi buku pada 1-10 hari setelah mulai terbentuk bunga. Periode
berbunga pada tanaman kedelai cukup lama yaitu 3-5 minggu untuk daerah subtropik
dan 2-3 minggu di daerah tropik, seperti di Indonesia. Jumlah bunga pada tipe
batang determinate umumnya lebih sedikit dibandingkan pada batang tipe
indeterminate. Warna bunga yang umum pada berbagai varietas kedelai hanya dua,
yaitu putih dan ungu.
e)
Polong dan biji
Polong kedelai pertama kali terbentuk
sekitar 7-10 hari setelah munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar
1 cm. Jumlah polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat
beragam, antara 1-10 buah dalam setiap kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah
polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan.
Kecepatan pembentukan polong dan
pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti.
Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan
biji. Hal ini kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi
kuning kecoklatan pada saat masak. Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah
2-3 biji. Setiap biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil
(sekitar 7-9 g/100 biji), sedang (10-13 g/100 biji), dan besar (>13 g/100
biji). Bentuk biji bervariasi, tergantung pada varietas tanaman, yaitu bulat,
agak gepeng, dan bulat telur. Namun demikian, sebagian besar biji berbentuk
bulat telur. Biji kedelai terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu kulit biji
dan janin (embrio). Pada kulit biji terdapat bagian yang disebut pusar (hilum)
yang berwarna coklat, hitam, atau putih. Pada ujung hilum terdapat mikrofil,
berupa lubang kecil yang terbentuk pada saat proses pembentukan biji.
Warna kulit biji bervariasi, mulai dari
kuning, hijau, coklat, hitam, atau kombinasi campuran dari warna-warna
tersebut. Biji kedelai tidak mengalami masa dormansi sehingga setelah proses
pembijian selesai, biji kedelai dapat langsung ditanam. Namun demikian, biji
tersebut harus mempunyai kadar air berkisar 12-13%.
f)
Bintil akar dan Fiksasi Nitrogen
Tanaman kedelai dapat mengikat nitrogen
(N2) di atmosfer melalui aktivitas bekteri pengikat nitrogen, yaitu Rhizobium
japonicum. Bakteri ini terbentuk di dalam akar tanaman yang diberi nama
nodul atau bintil akar. Keberadaan Rhizobium japonicum di dalam tanah
memang sudah ada karena tanah tersebut ditanami kedelai atau memang sengaja
ditambahkan ke dalam tanah. Nodul atau bintil akar tanaman kedelai umumnya dapat
mengikat nitrogen dari udara pada umur 10–12 hari setelah tanam, tergantung
kondisi lingkungan tanah dan suhu.
Kelembaban tanah yang cukup dan suhu
tanah sekitar 25°C sangat mendukung pertumbuhan bintil akar tersebut. Perbedaan
warna hijau daun pada awal pertumbuhan (10–15 hst) merupakan indikasi
efektivitas Rhizobium japonicum. Namun demikian, proses pembentukan
bintil akar sebenarnya sudah terjadi mulai umur 4 – 5 hst, yaitu sejak
terbentuknya akar tanaman. Pada saat itu, terjadi infeksi pada akar rambut yang
merupakan titik awal dari proses pembentukan bintil akar. Oleh karena itu,
semakin banyak volume akar yang terbentuk, semakin besar pula kemungkinan
jumlah bintil akar atau nodul yang terjadi.
Kemampuan memfikasi N2 ini
akan bertambah seiring dengan bertambahnya umur tanaman, tetapi maksimal hanya
sampai akhir masa berbunga atau mulai pembentukan biji. Setelah masa
pembentukan biji, kemampuan bintil akar memfikasi N2 akan menurun
bersamaan dengan semakin banyaknya bintil akar yang tua dan luruh. Di samping
itu, juga diduga karena kompetisi fotosintesis antara proses pembentukan biji
dengan aktivitas bintil akar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
efektivitas inokulasi. Oleh karena inokulan berisi organisme hidup maka harus
terlindung dari pengaruh sinar matahari langsung, suhu tinggi, dan kondisi
kering karena dapat menurunkan populasi bakteri dalam media inokulan sebelum
diaplikasikan. Bila perlu, inokulan dapat disimpan dalam lemari es pada suhu
4°C sebelum digunakan. Inokulan yang baik akan berisi sebanyak 105 – 107 sel/gr
bahan pembawa. Pada waktu aplikasi bakteri Rhizobium japonicum ini,
tidak diberikan bersamaan dengan fungisida karena fungisida banyak mengandung
logam berat yang dapat mematikan bakteri.
Sementara penggunaan herbisida tidak banyak pengaruhnya terhadap jumlah
dan aktivitas bakteri ini.
Ada beberapa metode aplikasi bakteri,
yaitu pelapisan biji (slurry method), metode sprinkle, metode
tepung (powder method), dan metode inokulasi tanah. Inokulasi biji
dengan bakteri Rhizobium japonicum umumnya paling sering dilakukan di
Indonesia, yaitu dengan takaran 5–8 g/kg benih kedelai. Mula-mula biji kedelai
dibasahi dengan air secukupnya, kemudian diberi bubukan bakteri Rhizobium
japonicum sehingga bakteri tersebut dapat menempel di biji. Bakteri
tersebut kemudian dapat melakukan infeksi pada akar sehingga terbentuk nodul
atau bintil akar. Bahan pembawa bakteri pada inokulasi biji ini umumnya berupa
humus (peat).
Tanaman kedelai dikenal sebagai sumber
protein nabati yang murah karena kadar protein dalam biji kedelai lebih dari 40%.
Semakin besar kadar protein dalam biji, akan semakin banyak pula kebutuhan
nitrogen sebagai bahan utama protein. Dilaporkan bahwa untuk memperoleh hasil
biji 2,50 ton/ha, diperlukan nitrogen sekitar 200 kg/ha. Dari jumlah tersebut,
sekitar 120 – 130 kg nitrogen dipenuhi dari kegiatan fiksasi nitrogen.
Pemupukan nitrogen sebagai starter pada awal pertumbuhan kedelai perlu
dilakukan untuk pertumbuhan dalam 1 minggu pertama.
Pada
keadaan tersebut, akar tanaman belum berfungsi sehingga tambahan nitrogen
diharapkan dapat merangsang pembentukan akar. Hal ini akan membuka kesempatan
pembetukan bintil akar. Selain itu, sistem perkecambahan kedelai berupa epigeal
sehingga persediaan makanan didalam kotiledon lebih banyak digunakan untuk
pertumbuhan awal vegetatif dan seringkali nitrogen yang dibutuhkan tidak
tercukupi. Namun demikian, bila penggunaan pupuk nitrogen terlalu banyak, akan
menekan jumlah dan ukuran bintil akar sehingga akan mengurangi efektivitas
pengikatan N2 dari atmosfer.
F. Hama Dan Penyakit pada Kacang
Kedelai
Adapun
beberapa hama penyakit yang biasa menyerang tanaman kedelai ada sebagai
berikut:
1)
Aphis
glycine
Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik
Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: (1) Jangan tanam tanaman
inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacang-kacangan; (2) buang
bagian tanaman terserang dan bakar, (3) gunakan musuh alami (predator maupun
parasit); (4) semprot Natural BVR atau PESTONA dilakukan pada permukaan daun
bagian bawah.
2)
Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa)
Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada
permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong
muda, bahkan seluruh tanaman. Pengendalian: penyemprotan PESTONA.
3)
Ulat polong (Ettiela zinchenella)
Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih
hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk
hijau dan kotorannya. Pengendalian : (1) tanam tepat waktu.
4)
Kepik polong (Riptortis lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
5)
Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian : Saat
benih ditanam, tanah diberi POC NASA, kemudian setelah benih ditanam, tanah
ditutup dengan jerami. Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan
penyemprotan dengan PESTONA. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1
bulan.
6)
Kepik hijau (Nezara viridula)
Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun
ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa
antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji
bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat.
7)
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala : kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol,
memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian : (1) dengan cara
sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman)
beberapa Natural VITURA.
8)
Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp.)
Gejala : layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan
jarak tanam rapat. Pengendalian : Varietas tahan layu, sanitasi kebun, dan
pergiliran tanaman. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO.
9)
Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara
lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala : daun sedikit demi sedikit
layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian; tanam
varietas tahan dan tebarkan Natural GLIO di awal.
10) Anthracnose (Colletotrichum glycine)
Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam,
daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong
dan isi polong tua menjadi kerdil. Pengendalian : (1) perhatikan pola
pergiliran tanam yang tepat; (2) Pencegahan di awal dengan Natural GLIO.
11) Penyakit
karat (Cendawan Phakospora phachyrizi)
Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat. Pengendalian:
(1) cara menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit; (2) semprotkan Natural
GLIO + gula pasir.
12) Busuk
batang (Cendawan Phytium Sp)
Gejala :
batang menguning kecoklat-coklatan dan basah, kemudian membusuk dan mati.
Pengendalian : (1) memperbaiki drainase lahan; (2) Tebarkan Natural GLIO di
awal.
G. Manfaat
Kacang Kedelai
Adapun
manfaat dari Kacang Kedelai sendiri, yakni seperti:
a)
Zat Pembangun
Kedelai banyak mengandung protein yang berfungsi
sebagai pembangun tubuh. Baik untuk perkembangan sel-sel otak pada anak-anak, protein
kedelai menyehatkan tubuh, meningkatkan stamina, dan produksi sel tubuh yang
baik.
b)
Mengurangi Gejala Menopouse
Kandungan kedelai berupa fitoestrogen dan isoflavin
dapat membantu memberikan rasa nyaman saat gejala menopouse datang. Menopouse
terjadi karena kadar estrogen dalam tubuh berkurang, sehingga menyebabkan kulit
kering, emosi tak stabil, depresi. Maka perbanyak konsumsi protein kedelai
membantu kebutuhan untuk bertahan dari efek gejala menopouse.
c)
Mencegah Osteoporosis
Peptida hasil kedelai yang dicerna dalam tubuh
ternyata mengandung banyak kalsium. Dan dengan bantuan produksi kalsium dari
kedelai dapat membantu kita mencegah osteoporosis. Kedelai dapat membantu
anak-anak menambah asupan kalsium selain dari susu berkalsium.
d) Mencegah
Atherosclerosis
Karbohidrat
berupa serat kasar yang terdiri dari zat-zat pembakar lemak dalam tubuh, usus,
atau pembuluh darah. Karbohidrat jenis ini yang terkandung dalam kedelai yang
bisa mencegah Atherosclerosis.
e)
Antiaging
Kandungan
isoflavin dalam kedelai ternyata bersifat antiaging. Senyawa ini akan larut
dalam air. Isoflavin sangat baik untuk membantu menangkal radikal bebas
penyebab penuaan dini.
f)
Mencegah Kanker
Isoflavin
adalah kandungan ajaib dalam kedelai yang mampu mencegah penyakit seperti:
kanker payudara, usus besar, kanker postrat, paru-paru, kanker perut, rahim,
rectal.
g)
Meringankan Diabetes
Kedelai memiliki kandungan serat cepat larut sehingga
menurunkan kolesterol dalam darah, gula dalam darah yang otomatis membantu
mencegah diabetes menyerang.
Anonima. 2007. Budidaya Kedelai. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kedelai.html.
Diakses pada tanggal 6 Desember 2012. Makassar.
Anonimb.
2012. Kedelai. http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai.
Diakses pada tanggal 6 Desember 2012. Makassar.
Anonimc.
2007. Budidaya Kedelai. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kedelai.html.
Diakses pada tanggal 6 Desember 2012. Makassar.
Ruhindo. 2010. Khasiat Kacang Kedelai. http://ruhindo.wordpress.com/2010/08/08/khasiat-kacang-kedelai/.
Diakses pada tanggal 6 Desember 2012. Makassar.
Srisuryani. 2010. Kedelai. Media Pustaka: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar